Tunjangan Profesi dan Peningkatan Mutu Pendidikan

9 komentar
Sehubungan dengan telah dicairkannya tunjangan profesi maka bagi guru yang dana tunjangan profesinya belum masuk, harap langsung konfirmasi ke Mapenda dengan membawa asli dan fotokopi buku rekening Bank.

Tunjangan profesi berbeda dengan gaji. Gaji diperbolehkan dibelanjakan secara konsumtif 100 %.  Tetapi tunjangan profesi merupakan tunjangan bagi peningkatan profesionalitas guru dan kualitas pendidikan. Jadi beberapa persennya harus digunakan untuk menunjang proses pendidikan.

Hasil Ujian Nasional yang mengalami penurunan terus menerus selama dua tahun terakhir ini baik skala nasional maupun skala Kab. Kediri, merupakan hal yang mengecewakan karena dilain pihak, guru diberi tunjangan profesi yang nilainya mencapai milyaran rupiah. 

Terlepas dari banyaknya faktor yang mempengaruhi turunnya prosentase kelulusan Ujian Nasional, salah satu kritik yang muncul adalah sebagian besar guru penerima tunjangan profesi tidak membelanjakan tunjangan yang dia peroleh untuk meningkatkan profesionalismenya. Hal ini bertolak belakang dengan tujuan tunjangan profesi yaiu untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang salah satu indikasinya adalah meningkatnya hasil Ujian Nasional.


Untuk pencairan tunjangan profesi tahun 2011 rencananya persyaratan pemberkasan berbeda dengan tahun sebelumnya.Selain SKMT, SK Pembagian tugas, dan jadwal pelajaran, akan ditambah dengan bukti fisik kehadiran guru (daftar hadir), jurnal dan perangkat pembelajaran lainnya. 


Selain itu, guru penerima juga harus mengumpulkan laporan penggunaan tunjangan profesi yang meliputi :
  1. Belanja peningkatan kualitas profesi. Contohnya : Mengikuti seminar, lokakarya, workshop pendidikan (yang bukan dibiayai negara) minimal 1 semester 1 x
  2. Belanja media pendidikan. Contohnya : Pembelian laptop, komputer, LCD, dan media lainya yang berguna bagi peningkatan mutu pendidikan
  3. Belanja penelitian. Contohnya : pembuatan PTK, penelitian ilmiyah, makalah, dsb
  4. Belanja peningkatan materi pendidikan. Contohnya : pembelian buku materi, modul, CD materi, dsb
  5. Belanja peningkatan ketrampilan guru. Contohnya : Kursus komputer, atau keahlian lainnya (sebagai sarana menuju sistem pembelajaran berbasis tenologi)
  6. Belanja peningkatan mutu pendidikan lain. Contoh : Studi banding, penanganan khusus bagi siswa "tertinggal" dsb
Himbauan :
Bagi Kepala Madrasah :
  • Harap melakukan supervisi dikelas bagi guru khususnya guru yang sudah menerima tunjangan profesi minimal 1 semester sekali.
  • Menetapkan pembagian tugas dan jadwal pelajaran  sesuai dengan sertifikat yang dimiliki oleh guru (pada tahun 2010 masih ditemukan pembagian tugas yang tidak sesuai dengan aturan)
  • Selalu memberikan penyegaran kepada guru perihal tujuan pendidikan dan memberi semangat akan pentingnya semangat juang untuk mencerdaskan anak didik
Bagi guru :
  • Melaksanakan tugas sebagai guru profesional yang mengajar sesuai dengan aturan yang berlaku pada Permendiknas 39 tahun 2009, SE dirjend 158/2010, Permendiknas 15 tahun 2010, dan perundang undangan lainya.
  • Membuat perangkat pembelajaran secara disiplin dan berkualitas
  • Benar-benar mempunyai semangat untuk mendidik, dan mencerdaskan siswa.
  • Berlomba-lomba dalam prestasi dan berlomba dalam meningkatkan output pendidikan dengan jujur.
  • Melakukan usaha-usaha yang bisa mendukung berhasilnya proses pendidikan pada tempat tugas masing-masing

Terakhir,  mari kita bersamasama memajukan pendidikan madrasah. Madrasah adalah milik kita, Madrasah tidaklah kalah dengan Sekolah. Maju terus pendidikan Madrasah.......
Selamat berjuang...........

Tulisan ini disampaikan sebagai tindak lanjut dari penyampaian materi oleh Kasubdit Direktorat Jenderal Pendidikan Madrasah Kementerian Agama RI pada acara Sosialisasi Sertifikasi dan tunjangan Profesi di Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. Jatim, Surabaya.

9 komentar :

  1. Setuju..... untuk guru PNS!!!
    mereka sudah digaji cukup untuk hidup ditambah tunjangan lagi... jadinya uangnya melimpah dan ketentuan diatas harus diterapkan!!!
    Bagi yang NON PNS, boro-boro ...
    untuk hidup seharian aja susah...
    masa suruh beli laptop... ikut seminar...
    apa nggak jomplang dengan kesehariannya???
    mestinya ada ketentuan yang jelas apa ini berlaku untuk semua guru apa gimana???

    BalasHapus
  2. Jaman sekarang, Siapapun akan buta jika sudah melihat uang di depan mata / ditangannya... apalagi dengan nominal yang wuiiih...!!! mereka tidak akan perduli maksud dan tujuan dari uang itu..... entah itu yang memberi, perantara maupun yang menerima, memang harus dibedakan mana yang haknya dan mana yang bukan merupakan haknya, setelah itu baru berfikir untuk bagaimana penggunaan yang baik? aturan itu diadakan mungkin karena banyaknya kesalahan penggunaan.

    BalasHapus
  3. he..eh he..eh......emang sekarang lg ngetrend,kaji banser( bayaran sertifikasi)sekarang gak harus kaji Dolah (kaji dodolan sawah )..............kan bagus kaji banser kan juga untuk meningkatkan profesionalisme guru....ha....ha tapi jangan lupa pulang dari mekah bawa bukti fisiknya lo.....(sertifikat haji)untuk persyaratan pemberkasan tahun 2011. makane aku daftar kok antri, kalah dengan kaji banser. akhirnya kaji dolah gigit jari...oh sungguh malang nasib kaji Dolaaaah

    BalasHapus
  4. Assalamu'alaikum Mapenda...!
    Saya sebenarnya sangat senang dan setuju dengan "arahan" tunjangan sertifikasi untuk peningkatan mutu yang menjadi salah satu tujuan awal sertifikasi. Tapi demi menjaga konsistensi dan eksistensi Kemenag, khususnya MAPENDA mohon setiap Kebijakan atau Kebijaksanaan Lokal, dicek and Recek dengan pusat dan instansi pemerintah terkait, khususnya konsiderasi REGULASINYA. Apakah sudah sesuai atau belum. Pertanyaan KaMI kiranya disebutkan Landasan Yuridis nya, karena takutnya seperti pencairan.... jadi ada sedikit masalah terkait regulasi yang ("maaf")'belum dipahami'. Satu lagi titipan KaMI, surat Mapenda yang masih menggunakan tembusan (SEBAGAI LAPORAN) mohon dicek kembali dengan Permenag 16/2006. Syukron... ma'annajah...

    BalasHapus
  5. Wong2 Diwarai pinter kok komentare duit melulu, pandai itu hak semua orang, kalau nuruti cukup atau ndak cukup tergantung masing2, maka jadi pendidik niati yang bener. Tujuan pemerintah baik, tapi kalau disalahgunakan yo encene wonge sing sodok gimana gitu loooo...!!

    BalasHapus